-->

SEPENGGAL CERITA PERJALANAN IBNU BATTUTAH KE SUMATRA



(ilustrasi Ibnu Battutah )
       Ibnu Battutah (nama asli Abu Abdullah Muhammad bin Battutah) adalah seorang pengembara dari maroko Lahir di Tangier, Maroko antara tahun 1304 dan 1307, pada usia sekitar dua puluh tahun Ibnu Battutah berangkat haji—ziarah ke Mekah. Setelah selesai, dia melanjutkan perjalanannya hingga melintasi 120.000 kilometer sepanjang dunia Muslim (sekitar 44 negara modern). 
       Alur perjalanan Ibn Batutah ke sumatra mungkin terjadi pada akhir musim dingin 1354-1346,  Dari India kapal tersebut berhenti satu kali di tempat yang disebut Barah Nagar, sepanjang pantai
sebelah barat myanmar. Rombongan tersebut memberikan hadiah kepada kepala suku setempat, adapun kepala suku setempat berpenampilan menggunakan pakaian kulit kambing dan menunggang seekor gajah. setelah melakukan sedikit jual beli kemudian mereka meninggalkan tempat itu.
       Kemudian tempat pemberhentian kedua mereka terletak disebuah daerah yang bernama kalkula. Kalkula merupakan tempat sarang bajak laut. Disini Ibnu Battutah mengunjungi kota berdinding kayu, menerima sikap ramah dari penguasa setempat selama tiga hari. Namun selain perlakuan ramah ia juga menyaksikan sebuah pemandangan yang mengerikan dimana seorang pangeran di tempat itu memenggal kepalanya sendiri untuk menunjukan ketaatan kepada penguasa setempat. 
(peta perjalanan Ibnu Batutah di Asia tenggara :
       Dari tempat tersebut mereka melanjutkan perjalanan sampai ke pelabuhan sumatra yang merupakan wilayah dari kerajaan samudra pasai. Menurut Ibn Battuta tempat tersebut kaya akan kapur barus , pinang , cengkeh , dan timah . Adapun Mazhab yang dia amati adalah Imam Al-Syafi'i , yang adat istiadatnya serupa dengan yang pernah dia lihat di pesisir India.
(peta kerajaan Samudra pasai : http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/uploads/1/4/2/9/14296470/832749_orig.jpg)
       Ibnu Battutah bertemu dengan Sultan Al Malik Al Zahir penguasa setempat yang menyambutnya dengan hangat.  menurut catatan Ibnu Battutah mengenai Sultan Al Malik Al Zahir. “Pada hari keempat persinggahan mereka di kerajaan samudra pasai Amir Dawlasa yang bernama Qadi Syarif Amir Sayyir Al-Syirazi, Tajuddin Al-Asbahani dan beberapa ahli fiqih atas perintah Sultan Al Malik Al Zahir (1326-1345). Kebetulan, Ibnu Battutah sudah kenal dengan amir Dawlasa, sebab mereka pernah menghadap Sultan Delhi bersama-sama. Ibnu Battutah pun bertanya, kepada amir dawlasa kapan kira-kira Sultan Pasai bisa menemui rombongannya. Dan amir Dawlasa pun menjawab, “ Ini adat negeri kami bahwa pendatang baru harus menungu tiga malam sebelum menghadap ke Sultan, mungkin dia [tamu] sudah pulih dari kelelahan selama dalam perjalanan. setelah itu tuan dapat memberi penghormatan kepada sultan di serambi kerajaan di mesjid, sehabis shalat jum’at”. 
(ilustrasi istana dan mesjid pada zaman kerajaan samudra pasai : 

       Ibnu Battutah menuliskan pertemuan nya dengan sultan  “setelah selesai shalat saya menemui sultan, bagindapun kemudian menjabat tangan saya dan saya memberi hormat kepadanya , setelah itu baginda menyuruh saya duduk disebelah kirinya, dan ia pun bertanya tentang sultan muhammad (Sultan India) dan tentang perjalanan saya. baginda tetap berada di mesjid hingga selesai shalat ashar, kemudian baginda pindah kesebuah bilik, membuka baju yang dipakainya ( yaitu sebuah jubah yang biasa dipakai para ulama dan baju tersebut selalu dipakai oleh sultan setiap sultan berada di mesjid untuk shalat jum’at). Adapun sewaktu ia meninggalkan mesjid , gajah dan kuda telah menanti di pintu gerbang. dimana adat kebiasaan mereka ialah apabila sultan naik gajah maka pendampinnya akan naik kuda begitu juga sebaliknya. Namun pada waktu itu sultan lebih memilih untuk naik kuda bersama dengan rombongan Ibnu Battutah. Menurut Ibnu Batutah, ia berada di kerajaan samudra pasai selama dua minggu.  sebelum keberangkatan mereka Sultan Al Malik Al Zahir  memberikan penghormatan terakhir kepada tamunya dengan melengkapi dan memberikan persediaan makanan yang cukup untuk perjalanan tamu-tamunya itu (Dunn, Ross E. 1995 Petualangan Ibnu batuta)

12 Responses to "SEPENGGAL CERITA PERJALANAN IBNU BATTUTAH KE SUMATRA"

  1. wah informasi yang bagus menambah wawasan

    ReplyDelete
  2. Good kak. Sangat bermanfaat sekali. 👌

    ReplyDelete
  3. Tanpa kenal lelah dalam perjalanan nya

    ReplyDelete
  4. jadi ingat dulu pernah juga diceritakan teman tentang perjalanan beliau memang saya akui beliau ini luar biasa saya juga suka mendengarkan kisah-kisah nya dan membacanya diperpustakaan .. apalagi kalau masalah kerajaaan jaman dulu senang bacanya .. menambah wawasan saya .. terima kasih gan untuk wawasan nya.

    ReplyDelete
  5. bagus bacaannya untuk mengisi waktu luang
    bisa buat motivasi juga

    ReplyDelete
  6. Artikelnya sangat bermanfaat gan, menambah wawasan tentang kerajaan Islam di Indonesia...

    ReplyDelete
  7. wah, mantep sekali jadi melek sejarah.. nice

    ReplyDelete
  8. Memenggal kepalanya? Sungguh bermanffat bngt infonya perjalanan ibnu abttath wajib di pelajari

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel