SEPENGGAL CERITA PERJALANAN IBNU BATTUTAH KE SUMATRA
SEPENGGAL CERITA PERJALANAN IBNU BATTUTAH KESUMATRA
(ilustrasi Ibnu Battutah ) |
Alur
perjalanan Ibn Batutah ke sumatra mungkin terjadi pada akhir musim dingin
1354-1346, Dari India kapal tersebut
berhenti satu kali di tempat yang disebut Barah Nagar, sepanjang pantai
sebelah barat myanmar. Rombongan tersebut memberikan hadiah kepada kepala suku setempat, adapun kepala suku setempat berpenampilan menggunakan pakaian kulit kambing dan menunggang seekor gajah. setelah melakukan sedikit jual beli kemudian mereka meninggalkan tempat itu.
sebelah barat myanmar. Rombongan tersebut memberikan hadiah kepada kepala suku setempat, adapun kepala suku setempat berpenampilan menggunakan pakaian kulit kambing dan menunggang seekor gajah. setelah melakukan sedikit jual beli kemudian mereka meninggalkan tempat itu.
Kemudian
tempat pemberhentian kedua mereka terletak disebuah daerah yang bernama
kalkula. Kalkula merupakan tempat sarang bajak laut. Disini Ibnu Battutah mengunjungi
kota berdinding kayu, menerima sikap ramah dari penguasa setempat selama tiga
hari. Namun selain perlakuan ramah ia juga menyaksikan sebuah pemandangan yang
mengerikan dimana seorang pangeran di tempat itu memenggal kepalanya sendiri
untuk menunjukan ketaatan kepada penguasa setempat.
(peta
perjalanan Ibnu Batutah di Asia tenggara :
|
Dari
tempat tersebut mereka melanjutkan perjalanan sampai ke pelabuhan sumatra yang
merupakan wilayah dari kerajaan samudra pasai. Menurut Ibn
Battuta tempat tersebut kaya akan kapur barus , pinang , cengkeh , dan timah . Adapun
Mazhab yang dia amati adalah Imam Al-Syafi'i , yang adat istiadatnya serupa
dengan yang pernah dia lihat di pesisir India.
(peta
kerajaan Samudra pasai : http://sejarahbudayanusantara.weebly.com/uploads/1/4/2/9/14296470/832749_orig.jpg)
|
Ibnu
Battutah bertemu dengan Sultan Al Malik Al Zahir penguasa setempat yang
menyambutnya dengan hangat. menurut
catatan Ibnu Battutah mengenai Sultan Al Malik Al Zahir. “Pada hari
keempat persinggahan mereka di kerajaan samudra pasai Amir Dawlasa yang bernama Qadi
Syarif Amir Sayyir Al-Syirazi, Tajuddin Al-Asbahani dan beberapa ahli fiqih atas
perintah Sultan Al Malik Al Zahir (1326-1345). Kebetulan,
Ibnu Battutah sudah kenal dengan amir Dawlasa, sebab mereka pernah menghadap Sultan
Delhi bersama-sama. Ibnu Battutah pun bertanya, kepada amir dawlasa kapan kira-kira Sultan Pasai bisa menemui
rombongannya. Dan amir Dawlasa pun menjawab, “ Ini adat negeri kami bahwa
pendatang baru harus menungu tiga malam sebelum menghadap ke Sultan, mungkin dia
[tamu] sudah pulih dari kelelahan selama dalam perjalanan. setelah itu tuan
dapat memberi penghormatan kepada sultan di serambi kerajaan di mesjid, sehabis
shalat jum’at”.
(ilustrasi istana dan mesjid pada zaman kerajaan samudra pasai :
|
Ibnu
Battutah menuliskan pertemuan nya dengan sultan “setelah selesai shalat saya menemui sultan, bagindapun kemudian menjabat tangan saya dan saya memberi hormat kepadanya , setelah itu
baginda menyuruh saya duduk disebelah kirinya, dan ia pun bertanya tentang
sultan muhammad (Sultan India) dan tentang perjalanan saya. baginda tetap
berada di mesjid hingga selesai shalat ashar, kemudian baginda pindah kesebuah
bilik, membuka baju yang dipakainya ( yaitu sebuah jubah yang biasa dipakai
para ulama dan baju tersebut selalu dipakai oleh sultan setiap sultan berada di
mesjid untuk shalat jum’at). Adapun sewaktu ia meninggalkan mesjid , gajah dan
kuda telah menanti di pintu gerbang. dimana adat kebiasaan mereka ialah apabila
sultan naik gajah maka pendampinnya akan naik kuda begitu juga sebaliknya. Namun pada waktu itu sultan lebih memilih untuk naik kuda bersama dengan rombongan Ibnu Battutah. Menurut Ibnu Batutah, ia berada di kerajaan samudra
pasai selama dua minggu. sebelum
keberangkatan mereka Sultan Al Malik Al Zahir
memberikan penghormatan terakhir kepada tamunya dengan melengkapi dan
memberikan persediaan makanan yang cukup untuk perjalanan tamu-tamunya itu (Dunn, Ross E. 1995 Petualangan Ibnu batuta)
wah informasi yang bagus menambah wawasan
ReplyDeleteGood kak. Sangat bermanfaat sekali. 👌
ReplyDeleteNice ceritanya gan
ReplyDeleteTanpa kenal lelah dalam perjalanan nya
ReplyDeletejadi ingat dulu pernah juga diceritakan teman tentang perjalanan beliau memang saya akui beliau ini luar biasa saya juga suka mendengarkan kisah-kisah nya dan membacanya diperpustakaan .. apalagi kalau masalah kerajaaan jaman dulu senang bacanya .. menambah wawasan saya .. terima kasih gan untuk wawasan nya.
ReplyDeletebagus bacaannya untuk mengisi waktu luang
ReplyDeletebisa buat motivasi juga
Artikelnya sangat bermanfaat gan, menambah wawasan tentang kerajaan Islam di Indonesia...
ReplyDeletewah, mantep sekali jadi melek sejarah.. nice
ReplyDeletesumpah baru denger. thank gan.
ReplyDeletewah cakep... nice infonya gan
ReplyDeleteIbnu Batuttah yang sanggat inspiratif
ReplyDeleteMemenggal kepalanya? Sungguh bermanffat bngt infonya perjalanan ibnu abttath wajib di pelajari
ReplyDelete