-->

Peta dan Sketsa Pengepungan Kesultanan Aceh Darussalam Oleh Belanda

Peta Pengepungan Kesultanan Aceh Oleh Belanda

Aceh Darussalam Academy-Peta atau tata kota Aceh dan benteng dibuat dari instruksi yang diberikan oleh Tunku Mahomed Areffin kepada Tunku Ibrahim.


Kami tidak tahu kapan peta ini dibuat, namun setelah mengamati dan menganalisanya, sketsa peta ini dibuat dari keterangan mata-mata yang sangat mengenal Aceh untuk kepentingan misi expedisi militer kerajaan Belanda ke kesultanan Aceh Darussalam. 

Baca Juga :


Terlihat dalam peta beberapa informasi akurat:
[1]. Kapal-kapal Belanda mengepung daratan Aceh sekitar pantai Ulee Lheue hingga muara Krueng Aceh. 
[2]. Nama-mana Gampong ditulis secara tepat
[3]. Terdapat 10 benteng pertahanan milik Kesultanan Aceh Darussalam di bibir pantai mulai dari kawasan Peukan Bada hingga Lambda, dan 3 benteng di kawasan sekitar Istana Dalam.
[4]. Istana Dalam dipagari oleh benteng yang dibelah oleh Krueng Daroy, kantor sultan berada di sisi kiri krueng Daroy dan rumah sultan berada di sisi kanan. Pada bagian depan luar benteng istana berkibar bendera Aceh berwarna merah dengan simbol bulan bintang. Sisi depan benteng istana terlihat sebuah meriam besar ditulis meriam kramat. 
[5]. Barak militer Aceh berada di luar benteng istana Dalam di muara Krueng Daroy.
[6]. Pada sisi kanan atas peta tertulis dalam bahasa Inggris "This map or plan of the town of Acheen and the port was made from instructions given by Tunku Mahomed Areffin to Tunku Ibrahim".

Sebelum penyerangan militer ke ibukota kerajaan Aceh Darussalam, Belanda mempersiapkan penyerangan militer ke Aceh jauh-jauh hari, tentu saja kesiapan strategi perang yang cukup matang, mengumpulkan informasi-informasi rahasia terkait situasi, kondisi, tata ruang pusat kota. Belanda harus mempelajari kekuatan militer dan peta politik kesultanan Aceh Darussalam. 

Sekilas tentang sosok Muhamad Arifin, ia lahir sekitar tahun 1844 di Mukomuko, sebuah kota pantai Sumatra barat, di selatan Indrapura. Menurut arsip Belanda, ayahnya bernama Imam Pandito Sutan dan adalah cucu Regen Mukomuko terakhir. Ia bersama barisannya pernah bertempur membantu Belanda melawan kaum Pidari (Paderi). Tahun 1862, dia ke Singapura dan Semenanjung. Dua tahun kemudian, ia berkenalan dengan Konsul Jendral Belanda di Singapura bernama W.H. Read, lalu bekerja pada Konjen tersebut sebagai mata-mata. Dalam kedudukannya sebagai mata-mata ini, dia ditugaskan di Aceh kira-kira 9 bulan. konon, ia diterima sangat baik oleh Sultan. (Rusli Amran, Cerita cerita lama dalam lembaran sejarah, Balai Pustaka , 1997)

Note: Istana Dalam adalah sebutan untuk istana kesultanan Aceh Darussalam.

Gambar peta adalah koleksi ANRI Ag No.225 Az
Deskripsi gambar oleh ANRI: Peta kota Aceh terutama jalan-jalan menuju kraton dan daerah sekitar, disertai nama jalan dan kampong, (Laporan Duta Besar Belanda di Penang Lavino), Juni 1873.

Sumber :
https://web.facebook.com/AcehDarussalamAcademy/photos/a.2110229925709487/2114004318665381/?type=3&theater&ifg=1

0 Response to "Peta dan Sketsa Pengepungan Kesultanan Aceh Darussalam Oleh Belanda"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel