Sejarah Kesultanan Seljuk
Sejarah Kesultanan Seljuk
Diakhir kekuasaan Dinasti Abbasyah banyak dinasti yang bermunculan antara lain.
Dinasti Buwaihi yang beraliran Syiah , Dinasti Ghaznawi, Dinasti Qarakhani dan
Dinasti Samani. Saat itu perang untuk mendapatkan wilayah sering terjadi
diantara dinasti-dinasti ini. Sehingga menharuskan mereka untuk memiliki banyak
tentara, ada yang memanfaatkan jumlah penduduk yang besar untuk dijadikan
tentara dan adapula yang menyewa tentara dari daerah lain. Saat itu salah satu Turki yang bernama klan Oguz
bermigrasi ke barat laut di mana mereka tinggal antara Sungai Volga dan
Pegunungan Ural.
Suku Oghuz menjalin hubungan dagang yang erat dengan tetangga
Muslim mereka , Selain itu mereka melakukan sebagian besar transaksinya di
perbatasan kota Sabran. Komoditas utama mereka adalah domba. Suku Oghuz dan Karluks
memuaskan kebutuhan konsumsi daging Maverannagr dan Khorasan. Mereka mengolah
jenis domba khusus yang tidak diketahui di Khorasan dan dengan demikian mampu
memasok produk unik yang sangat diminati.
Akibat interaksi ini banyak dari
mereka yang kemudian tertarik untuk memeluk agama islam. Dan kemudian mengabdi
kepada salah satu sultan di Dinasti Samaniah. Penguasa dinasti Samaniah saat
itu memberikan wilayah khusus untuk para suku Turki ini dengan imbalan membantu
mereka berperang melawan musuhnya yaitu Dinasti Qarakahanid. Namun Dinasti
Samaniah dapat dikalahkan oleh Dinasti Qarakhanid yang kemudian berlanjut
dengan munculnya Dinasti Ghaznawi yang ikut serta dalam perebutan wilayah
tersebut. Sebelum menetapkan wilayah mereka sendiri.
Peristiwa yang terjadi pada akhir dinasti Abbasyiah |
Sejatinya, Kekaisaran
Seljuk dirintis oleh Seljuk Bin Tuqaq. Ayah Seljuk, yaitu Dukak (atau Tukak), yang
dijuluki "Panah Besi",
terkenal karena kekuatan, keberanian dan kecerdasannya yang tidak biasa dan
berasal dari lingkaran langsung bangsawan turki. Seljuk lahir pada awal abad
ke-10 dan seperti ayahnya milik yang mulia suku Kinik .
Setelah kematian ayahnya
Seljuk dibesarkan di istana kerajaan dan mampu menjadi komandan tentara Oghuz,
pada usia dini. Seljuk megnhasilkan begitu banyak prestasi yang kemudian membuat
Khan (penguasa ) daerah itu menjadi iri sehingga kemudian merencanakan
pembunuhan kepada Seljuk. Mengetahui hal ini menyebabkan Seljuk bermigrasi ke
daerah Jand dan bekerja dibawah dinasti Samaniyah.
Ketika daulah Samaniyah
dikalahkan oleh daulah Ghaznawiyah, Seljuk menyatakan memerdekakan diri. Ia
berhasil menguasai wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh daulah Samaniyah.
Setelah Seljuk meninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya, Israil Ibn
Seljuk dan kemudian penggantinya Mikail Ibn Israil Ibn Seljuk, namun sayang
saudaranya dapat ditangkap oleh penguasa Ghaznawiyah.
Kepemimpinan selanjutnya dipegang oleh
Thugril Bek . Pemimpin Seljuk terakhir ini berhasil mengalahkan Mas'ud
al-Ghaznawi, penguasa dinasti Ghaznawiyah, pada tahun 429 H/1036 M, dan
memaksanya meninggalkan daerah Khurasan. Setelah keberhasilan tersebut, Thugril
memproklamasikan berdirinya daulah Seljuk. Pada tahun 432 H/1040 M daulah ini
mendapat pengakuan dari khalifah Abbasiyah di Baghdad.
pohon keluarga dinasti Seljuk |
Wilayah kesultanan selkuk tahun 1100 M |
Sejarah mencatat
Dinasti Seljuk sebagai kerajaan yang mampu menghidupkan kembali kekhalifahan
Islam yang ketika itu nyaris tenggelam. Dimana Ketika al-Malik al- Rahim
memegang jabatan Amir al-Umara, kekuasaan itu dirampas oleh panglimanya
sendiri, Arselan al-Basasiri. Dengan kekuasaan yang ada di tangannya,
al-Basasiri berbuat sewenang-wenang terhadapap Al-Malik al-Rahim dan Khalifah
al-Qaimdari Bani Abbas; bahkan dia mengundang Khalifah Fathimiyah,
(al-Mustanshir), untuk menguasai Baghdad. Hal ini mendorong khalifah meminta
bantuan kepada Alp Arselan dari daulah Bani Seljuk yang berpangkalan di negeri
Jabal. Pada tanggal 18 Desember 1055 M/447 H pimpinan Seljuk itu memasuki
Baghdad. Al-Malik al-Rahim, Amir al-Umara Bani Buwaih yang terakhir,
dipenjarakan. Dengan demikian berakhirlah kekuasaan Bani Buwaih dan bermulalah
kekuasaan Daulah Seljuk. Pergantian kekuasaan ini juga menandakan awal periode
keempat khilafah Abbasiyah. Sehingga Dua dasawarsa berikutnya, ketangguhan
militer Seljuk mampu memukul mundur Bizantium yang bercokol di Palestina — kota
suci ketiga bagi umat Islam dalam peristiwa Manzikert 1071 M.
Pertempuran manziker |
Tentara Alp Arselan
berhasil mengalahkan tentara Romawi yang besar yang terdiri dari tentara
Romawi, Ghuz, al-Akraj, al-Hajr, Perancis, dan Armenia. Dengan dikuasainya
Manzikert tahun 1071 M itu, terbukalah peluang baginya untuk melakukan gerakan
penturkian (turkification) di Asia Kecil. Gerakan ini dimulai dengan mengangkat
Sulaiman ibn Qutlumish, keponakan Alp Arselan, sebagai gubernur di daerah ini.
Pada tahun 1077 M (470 H), didirikanlah kesultanan Seljuk Ruum dengan ibu
kotanya Iconim. Sementara itu putera Arselan, Tutush , berhasil mendirikan
dinasti Seljuk di Syria pada tahun 1094 M/487 H. Pada masa Sulthan Maliksyah
wilayah kekuasaan Daulah Seljuk ini sangat luas, membentang dari Kashgor,
sebuah daerah di ujung daerah Turki, sampai ke Yerussalem. Wilayah Seljuk yang luas itu dibagi menjadi lima
bagian:
1. Seljuk Besar yang menguasai Khurasan, Rayy,
Jabal, Irak, Persia, dan Ahwaz. Ia merupakan induk dari yang lain. Jumlah
Syekh yang memerintah seluruhnya delapan orang.
2. Seljuk Kirman berada di bawah kekuasaan keluarga
Qawurt Bek ibn Dawud ibn Mikail ibn Seljuk. Jumlah syekh yang memerintah dua
belas orang.
3. Seljuk Iraq dan Kurdistan, pemimpin pertamanya
adalah Mughirs al-Din Mahmud. Seljuk ini secara berturut-turut
diperintah oleh sembilan syekh.
4. Seljuk Syria, diperintah oleh keluarga Tutush ibn
Alp Arselan ibn Daud ibn Mikail ibn Seljuk, jumlah syekh yang memerintah lima
orang.
5. Seljuk
Rum, diperintah oleh keluarga Qutlumish ibn Israil ibn Seljuk
dengan jumlah syeikh yang memerintah seluruhnya 17 orang. |
Pembagian wilayah seljuk menjadi 5 bagian |
Disamping membagi
wilayah menjadi lima, Kesultanan Seljuk dipimpin oleh gubernur yang bergelar Syeikh atau Malik
itu, penguasa Bani Seljuk juga mengembalikan jabatan perdana menteri yang
sebelumnya dihapus oleh penguasa Bani Buwaih. Jabatan ini membawahi beberapa
departemen. Di bawah bendera Seljuk, umat Islam dapat hidup dalam kedamaian,
keadilan serta kemakmuran.
Pada era dinasti ini aktivitas keagamaan berkembang
dengan pesat. Hal itu ditandai munculnya kegiatan sufisme. Tak cuma itu, ilmu
pengetahuan pun turut berkembang. Sederet ilmuwan dan ulama terkenal kemudian
muncul dari periode Dinasti Seljuk seperti, Al-Ghazali (1038 M - 1111 M) serta
Umar Al-Khayam seorang penyair terkemuka.
Kekaisaran Seljuk juga sangat
mendukung dan mendorong perkembangan kebudayaan, salah satunya seni bina bangun
atau arsitektur. Tak heran, bila pada era kekuasaan Dinasti Seljuk banyak
berdiri karya-karya arsitektur yang mengagumkan.
Dinasti ini mampu menghidupkan
kembali pencapaian Kekhalifahan Umayyah dan Abbasiyah dalam bidang bina
bangunan. variasi dan kualitas ornamen-ornemen serta bentuk dan teknik
arstitektur peninggalan Dinasti Seljuk mampu menjadi inspirasi bagi para
arsitek Muslim dan para ahli batu di seluruh dunia.
Keunggulan dan kehebatan
arsitektur warisan Dinasti Seljuk dapat disaksikan dari bangunan-bangunan
peninggalan bersejarah di Iran, Anatolia serta wilayah Asia Minor Muslim. Para
arsitek dunia mencatat ada dua karya seni arsitektur yang paling unik warisan
Dinasti Seljuk, yakni caravanserai (tempat singgah bagi para pendatang) serta
madrasah.
Caravanserai banyak berdiri di wilayah kekuasaan Seljuk lantaran
dinasti itu amat mendorong perdagangan dan bisnis. Sedangkan gedung madrasah
yang menyebar di daerah kekuasaan Kerajaan Seljuk mencerminkan geliat aktivitas
pembelajaran.
Kontribusi Dinasti
Seljuk dalam bidang arsitektur begitu besar. Sejarah mencatat beberapa
kontribusi Dinasti Seljuk dalam bidang arsitektur antara lain :
pertama, memperkenalkan
konsep baru tempat imam di masjid.
Kedua, mengembangkan
dan memperbanyak madrasah untuk sarana pendidikan.
Menurut Van Berchem, para
arsitektur di era Dinasti Seljuk mulai mengembangkan bentuk, fungsi dan
karakter masjid. Bangunan masjid diperluas menjadi madrasah. Bangunan madrasah
pertama muncul di Khurasan pada awal abad ke-10 M sebagai sebuah adaptasi dari
rumah para guru untuk menerima murid.
Pada pertengahan abad ke-11 M, bangunan
madrasah diadopsi oleh penguasa Seljuk Emir Nizham Al-Mulk menjadi bangunan
publik. Sang emir terinspirasi oleh penguasa Ghaznawiyyah dari Persia. Di
Persia, madrasah dijadikan tempat pembelajaran teknologi.
Madrasah tertua yang
dibangun Nizham Al-Mulk terdapat di Baghdad pada tahun 1067 M. Fakta menunjukkan,
madrasah yang dibangun antara tahun 1080 M hingga 1092 M di Kharghird, Khurasan
sudah menggunakan empat iwan. Secara fisik, bangunan madrasah Seljuk terdiri
dari halaman gedung yang dikelilingi tembok dan dilengkapi empat iwan. Selain
itu juga ada asrama dan ruang belajar.Salah satu madrasah terbaik yang bisa
dijadikan contoh berada di Anatolia.
Bangunan madrasah itu menerapkan karakter
khas Iran termasuk penggunaan iwan dan menara ganda yang membingkai pintu
gerbang. Bentuk menara masjid-masjid di Iran yang dibanguan Dinasti Seljuk
secara subtansial berbeda dengan menara di Afrika Utara. Bentuk menara masjid
Seljuk mengadopsi menara silinder seagai ganti menara berbentuk segi empat.
Ketiga, memperkenalkan
caravanserai.
salah satu caravanserai pada masa dinasti seljuk |
Penguasa Dinasti Seljuk
begitu banyak membangun caravanserai atau tempat singgah bagi para pendatang
atau pelancong. caravanserai dibangun untuk menopang aktivitas perdagangan dan
bisnis. Para pelancong dan pedagang dari berbagai negeri akan dijamu di
caravanserai selama tiga hari secara cuma-cuma alias gratis. Di caravanserai
itulah, para pendatang akan dijamu dengan makanan serta hiburan. Secara fisik,
bangunan caravanserai terdiri dari halaman, gedungnya dipercantik dengan
lengkungan iwan. Dalam caravanserai terdapat kamar menginap, depo, kamar
pengawal serta tersedia juga kandang untuk alat transportasi seperti kuda.
Caravanserai dikelola oleh sebuah lembaga donor. Organisasi itu pertama kali
didirikan di Rabat-i-Malik. Caravanserai di wilayah Iran itu menjadi cikal
bakal berdirinya tempat singgah khas Dinasti Seljuk. Caravanserai pertama itu
dibangun pada tahun 1078 M oleh Sultan Nasr di antara rute Bukhara-Samarkand.
Struktur bangunan caravanserai Seljuk meniru istana padang pasir Dinasti
Abbasiyah. Bentuknya segi empat dan ditopang dengan dinding yang kuat.
Keempat, mengembangkan dan mengelaborasi arsitektur makam.
Arsitektur makam dinasti seljuk |
Pada era kejayaan Dinasti Seljuk
pembangunan makam mulai dikembangkan untuk para Sultan maupun bangsawan. Model
bangunan makam Seljuk merupakan pengembangan dari tugu yang dibangun untuk
menghormati penguasa Umayyah pada abad ke-8 M. Namun, bangunan makam yang
dikembangkan para arsitek Seljuk mengambil dimensi baru. Bangunan makam yang
megah dibangun pada era Seljuk tak haya ditujukan untuk menghormati para
penguasa yang sudah meninggal. Namun, para ulama dan sarjana atau ilmuwan
terkemuka pun mendapatkan tempat yang sama. Tak heran, bila makam penguasa dan
ilmwuwan terkemuka di era Seljuk hingga kini masih berdiri kokoh. Bangunan
makam Seljuk menampilkan beragam bentuk termasuk oktagonal (persegi delapan),
berbentuk silinder dan bentuk-bentuk segi empat ditutupi dengan kubah (terutama
di Iran). Selain itu ada pula yang atapnya berbentuk kerucut (terutama di
Anatolia). Bangunan makam biasanya dibangun di sekitar tempat tinggal tokoh
atau bisa pula letaknya dekat masjid atau madrasah.
kubah kerucut berwarna biru ciri khas dinasti seljuk |
Kelima keberhasilan
membangun kubah berbentuk kerucut. Inovasi para arsitektur Dinasti Seljuk yang
lainnya tampak pada bangunan masjidnya. Masjid Seljuk sering disebut Masjid
Kiosque. Bangunan masjid ini biasanya lebih kecil yang terdiri dari sebuah
kubah, berdiri melengkung dengan tiga sisi yang terbuka. Itulah ciri khas
masjid Kiosque. Model masjid khas Seljuk ini seringkali dihubungkan dengan
kompleks bangunan yang luas seperti caravanserai dan madrasah .
Keenam, mempromosikan penggunaan motif-motif
muqarnas.
contoh motif muqarnas pada kubah mesjid |
Ketujuh, memperkenalkan
elemen pertama seni baroque yang menyebar ke seluruh Eropa di abad ke-16 M.
Kehebatan dan keunikan gaya arsitektur Seljuk telah diakui dunia, termasuk
arsitektur modern. Para arsitek Barat pun banyak belajar dari arsitektur
Seljuk.
Namun setelah Sultan
Maliksyah dan perdana menteri Nizham al-Mulk wafat Seljuk Besar mulai mengalami
masa kemunduran di bidang politik. Perebutan kekuasaan diantara anggota
keluarga timbul. Setiap propinsi berusaha melepaskan diri dari pusat.
Konflik-konflik dan peperangan antar anggota keluarga melemahkan mereka
sendiri. Sementara itu, beberapa dinasti kecil memerdekakan diri, seperti
Syahat Khawarizm, Ghuz, dan al-Ghuriyah. Pada sisi yang lain, sedikit demi
sedikit kekuasaan politik khalifah juga kembali, terutama untuk negeri Irak.
Kekuasaan dinasti Seljuk di Irak berakhir di tangan Khawarizm Syah pada tahun
590 H/l199 M.
adapun beberapa hal
yang menyebabkan kehancuran di dinasti Seljuk antara lain :
Kemunduran Kesultanan
Seljuk pertama kali diawali oleh pemberontakan Hasan Bin Sabah, pemimpin dari
Orde Syiah aliran Bathiniyah. Dimana Langkah-langkah yang dilakukannya dalam
melemahkan Kesultanan Seljuk adalah dengan mendirikan sebuah kesatuan
pembunuhan elit yang bernama Hashashin (kini diadaptasi kedalam Novel Assasin
Creed). Adapun banyak Sultan besar dan
wazir mereka yang menjadi korban dari kesatuan pembunuhan ini diantaranya
adalah Wazir agung Nizam Al Mulk dan Sultan Maliksyah. hal inilah yang kemudian
melemahkan Dinasti Seljuk , sebelum datangnya penyerbuan dari kaum Salib.
Kemunduran Kesultanan
Seljuk pertama kali diawali oleh pemberontakan Hasan Bin Sabah, pemimpin dari
Orde Syiah aliran Bathiniyah. Dimana Langkah-langkah yang dilakukannya dalam
melemahkan Kesultanan Seljuk adalah dengan mendirikan sebuah kesatuan
pembunuhan elit yang bernama Hashashin (kini diadaptasi kedalam Novel Assasin
Creed). Adapun banyak Sultan besar dan
wazir mereka yang menjadi korban dari kesatuan pembunuhan ini diantaranya
adalah Wazir agung Nizam Al Mulk dan Sultan Maliksyah. hal inilah yang kemudian
melemahkan Dinasti Seljuk , sebelum datangnya penyerbuan dari kaum Salib.
perpecahan dinasti Seljuk |
Sebelum serbuan kaum
salib , wilayah Palestina sudah berada ditangan Dinasti Fathimiyah sebelum tentara
Salib mendapatkan wilayah itu. Selain itu Negara-negara Seljuk yang retak
secara keseluruhan, lebih peduli dengan mengkonsolidasikan wilayah mereka
sendiri dan mendapatkan kontrol terhadap tetangga mereka daripada bekerja sama
melawan tentara salib ketika Perang Salib Pertama tiba pada tahun 1095 dan
berhasil merebut Tanah Suci untuk mendirikan Negara Tentara Salib. Selama masa
ini, konflik dengan Tentara Salib berselang-seling, dan setelah Perang Salib
Pertama, atasan (gubernur) yang semakin independen akan sering bersekutu dengan
negara-negara Tentara Salib melawan atasan lain karena mereka bersaing satu
sama lain untuk wilayah. Pada tahun 1153, orang-orang Turki Oghuz memberontak
dan merebut Sanjar, Ahmed Sanjar berhasil melarikan diri setelah tiga tahun,
namun meninggal dalam waktu satu tahun. Meskipun beberapa usaha untuk
menyatukan kembali Seljuk oleh para penggantinya, Perang Salib mencegah mereka
mendapatkan kembali bekas kerajaan mereka. Atabeg (gubernur) seperti Zengi dan
Artuqid hanya secara formal di bawah Sultan Seljuk, mereka pada dasarnya
mengendalikan Suriah secara independen. Kematian Ahmed Sanjar pada tahun 1156
membuat kekaisaran semakin rapuh, membuat para gubernur menjadikan wilayah
mereka independen dari kesultanan Seljuk.
adapun wilayah seljuk
yang menjadi independen antara lain :
Seljuk Khorasani meliputi Khorasan dan Transoxiana.
ibukota: Merv
Seljuk Kermani meliputi wilayah kerman di Anatolia
Seljuk Rum. Ibukota: Iznik (Nicaea), kemudian
Konya (Iconium)
keemiran Salgur di Iran
keemiran Ildeniz di Iraq dan Azerbaijan. Ibukota Hamadan
keemiran Bori di Syria. ibukota Damascus
keemiran Zangi di Al Jazira (daerah utara Mesopotamia).
ibukota: Mosul
penguasa Turkoman: Danishmendis, Artuqids, Saltuqis dan
Mengujegs di Asia Kecil
Khwarezmshahs di Transoxiana, Khwarezm. ibukota: Urganch
|
3. Mulai berkembangnya kekusaan Dinasti
Ayubbiah yang dipimpin oleh Shalahuddin Al-Ayubi
Berdirinya Dinasti Ayyubiyah |
Bersama dengan
pamannya, salahuddin melawan tentara perang salib pada tahun 559-564H
(1164-1168M). mereka berhasil mengusirnya dari mesir sejak saat itu asaduddin
syirkuh diangkat menjadi perdana menteri khilafah fathimiyah. Setelah pamannya
meninggal jabatan perdana menteri dipercayakan kepada salahuddin al ayyubi pada
tahun 1169M.
Pada awal kedudukannya sebagai perdana menteri, ia masih
menghormati simbol-simbol syiah pada pemerintahan al adid lidinillah. Namun
setelah al adid meninggal pada tahun 1171M, salahuddin menyatakan loyalitasnya
kepada khalifah abbasiyah (al mustadi) dibaghdad dan secara formal menandai
berakhirnya rezim fathimiyah di kairo. Ia tetap mempertahankan lembaga-lembaga
ilmiah yang didirikan oleh dinasti fathimiyah tetapi mengubah orientasi
keagamaannya dari syiah menjadi sunni.
Hal ini sesuai dengan perintah sultan
nuruddin dia memerintahkan salahuddin untuk mengambil kekuasaan dari tangan
khilafah fathimiyah dan mengembalikannya kepada khilafah abbasiyah di bagdad.
Dari mesir, salahuddin juga dapat menyatukan syiria dan mesofotamiya menjadi
sebuah kesatuan negara muslim. Pada tahun 1174 ia menrebut damaskus kemudian
alippo tahun 1185 dan merebut mousul pada 1186 lalu kemudian mendirikan Dinasti
Ayyubiah.
4. Berdirinya Dinasti Khawarezm
Berdirinya kerajaan Khawarezm |
Dinasti ini pada
awalnya berfungsi sebagai negara boneka Seljuq dan nantinya sebagai negara
merdeka pada abad ke-11. Kekaisaran ini tetap merdeka hingga invasi Mongol
tahun 1220. Dinasti ini didirikan oleh Anūsh Tigin Gharchāī, mantan budak
sultan Seljuq, yang ditunjuk sebagai gubernur Khwarezmia. Yang mana sebelumnya
Sejak tahun 992 M hingga 1041 M, wilayah itu dikuasai Dinasti
Ghaznavid. Namun, pada tahun 1077 M, Khwarizmia berhasil ditaklukkan
oleh Dinasti Seljuk. Sehingga Sejak saat itu, sultan Seljuk menugaskan Anush
Tigin Gharcai sebagai gubernur di provinsi Khwarizmia. Pada tahun 1141 M,
Sultan Seljuk, Ahmed Sanjar dikalahkan Kara Khitay. Sultan Ahmed Sanjar pada
tahun 1156 M terbunuh, ketika negara Seljuk mengalami chaos. Momen itu
dimanfaatkan para penguasa Khwarizmi untuk mengembangkan wilayah kekuasaannya
ke selatan. Pada tahun 1194 M, sultan terakhir Kerajaan Seljuk, Togrull III
dikalahkan penguasa Khwarizmia, Ala ad-Din Tekish. Selain menyudahi kekuasaan
Seljuk, dia juga membebaskan diri dari pengaruh Kara Khitay.
5. Invasi Bangsa
Mongol.
Orang-orang Mongolia
adalah bangsa yang berasal dari Asia Tengah. Sebuah kawasan terjauh di China.
Terdiri dari kabilah-kabilah yang kemudian disatukan oleh Jenghis Khan (603-624
H). Kmeudian mulai bergerak ke barat dan
menyapu semua kerajaan yang ada. Adapun Invasi bangsa mongol ini berhasil
menguasai wilayah Khawarezm, dan Abbasyiah .
invasi bangsa mongol |
Walaupun wilayah
kesultanan seljuk yang tersisa hanya Kesultanan Seljuk Rum. Namun Kesultanan
Seljuk ini berhasil mempertahankan pengaruhnya regional untuk sementara waktu
setelah kematian Alâeddin Keykûbad I. Kekaisaran Trapezuntine Yunani dan juga
Kerajaan Armenia di Cilicia, antara lain, terus mengakui negara Seljuk di Asia
Kecil sebagai penguasa mereka dan terus membayar upeti tahunan, mengeluarkan
uang dan membaca hutba dengan nama sultan. Orang-orang Mongol, karena mereka
memilih untuk menerima penghormatan mereka dari sultan Seljuk sekarang dan
mengamati perkembangan kondisi politik dalam negeri di kesultanan.
berakhirnya kekuasaan seljuk pada pertempuran kosedag |
Namun Begitu bangsa
Mongol menyadari bahwa Sultan Seljuk berikutnya yaitu Giyaseddin Keyhüsrev II
memang penguasa yang lemah dan cadangan militer negara habis karena usaha yang
dilakukan untuk menekan pemberontakan Baba Is'haq, sebuah keputusan dibuat
untuk menyerang Asia Kecil. Tiga puluh ribu tentara di bawah komando bayju
noyon (menurut İbn Bibi, mereka adalah kavaleri Tatar elit) menginvasi Anatolia
dan pada musim gugur 1242 M mengepung Erzurum. Garnisun Erzurum di bawah
komando subashi Sinaneddin Yakut dengan berani membela kota tersebut, bahkan
mencoba penggerebekan berani di luar tembok kota, menyebabkan kerusakan besar
pada bangsa Mongol.
Namun, pada hari-hari pertama pengepungan tersebut,
gubernur kota tersebut diam-diam bertemu dengan Bayju dan setelah
menegosiasikan perlindungan pribadi membuka gerbang kota pada malam hari.
Pertarungan untuk mempertahankan kota berlangsung sampai pagi hari, namun orang
Seljuk sangat kalah jumlah. Hampir semua pembela kota terbunuh. Subashi Yakut
dan anaknya digantung. Kota yang terjepit itu hancur; para pria dan wanita muda
dibelenggu dan dibawa ke perbudakan, sementara semua orang dibunuh. Mereka yang
tinggal di luar tembok kota berbagi nasib warga Erzurum.
Orang-orang Mongol
tidak menunjukkan belas kasihan. Sultan meminta mobilisasi pasukan iqta dan
juga pasukan negara-negara bawahan. Sebuah keputusan dibuat untuk memperkuat
tentara dengan mempekerjakan tentara Muslim (Arab) dan Kristen (Armenia dan
Frankish) lainnya. Untuk menyelesaikan tugas ini, kasir Seljuk mengalokasikan
sumber daya yang luas untuk mengirim 100.000 dinar emas dan beberapa juta
dirham perak ke Syria saja. Tujuh puluh ribu tentara, termasuk kavaleri iqta
dan tentara profesional sultan tiba di Kayseri pada musim dingin tahun 1243.
Dari sana Sultan membawa pasukannya ke Sivas di mana mereka harus terhubung
dengan tentara bayaran dan tentara bawahan. Ketidaksepakatan mengenai apa yang
harus dilakukan selanjutnya dimulai saat masih berada di Sivas karena para
komandan yang lebih tua dan berpengalaman memberi tahu sultan untuk menunggu
musuh di Sivas - sebuah kota yang kaya raya dengan cadangan penyediaan yang
besar.
Argumen tersebut selanjutnya didukung oleh fakta bahwa tentara tentara
yang disewa dan juga tentara vasal belum tiba. Para komandan yang lebih muda
dan kurang berpengalaman percaya bahwa sultan harus memobilisasi untuk
menghadapi musuh daripada menunggunya di Sivas. Sang Sultan berjuang untuk
mengambil keputusan, dan akhirnya memutuskan untuk meninggalkan Sivas, berbaris
menuju ke arah Pegunungan Kösedag.
Peristiwa belakangan ini sangat menunjukkan
adanya perubahan di antara pimpinan militer tertinggi di tentara Seljuk. Yang
juga menjadi jelas adalah bahwa sultan tidak mengerti kapan harus merancang
strategi dan taktik militer; Meskipun demikian, dia mengirim panglima tertinggi
(melikülûmera) Shemseddin İsfahani untuk merekrut tentara bayaran Suriah.
Pada
saat yang sama, tentara Seljuk tidak memiliki semacam pusat komando militer
pusat yang akan mengeluarkan perintah terkoordinasi ke pasukan tempur, yang
berarti tentara tersebut ditakdirkan untuk gagal. Di Kösedag, pasukan Seljuk
mengambil posisi menguntungkan yang hanya bisa diambil oleh badai. Bagian
belakang mereka menyediakan makanan ternak yang baik untuk kuda dan memiliki
cukup jumlah air minum untuk menopang tentara.
Pelopor Seljuk yang tiba di
Kösedag sebelum tentara utama menjaga semua pendekatan pegunungan. Kecerdasan
Seljuk melaporkan bahwa Bayju dan 40.000 tentaranya pindah dari Erzindjan
mendekati Kösedag. Tentara Seljuk, bahkan tanpa unit-unit yang disewa sebanyak
90.000 tentara. Komandan Seljuk muda menasihati sultan untuk meninggalkan
posisi mereka dan berbaris untuk menghadapi orang-orang Mongol.
İbn Bibi
menulis bahwa "sebagian besar karena kebodohan dan ketidaktahuan
mereka" para komandan muda merayakan kemenangan yang mereka harapkan.
Wazir dan komandan senior yang lebih berpengalaman menganggap proposisi itu
sebagai taruhan berbahaya. Semua pertengkaran di antara komandan militer ini
sering disertai dengan penghinaan pribadi dan sebagai hasilnya, salah satu
komandan, Muzafereddin oglu, saat dalam keadaan keracunan alkohol parah,
memutuskan untuk menyerang orang-orang Mongol sendiri.
Pada pagi hari di bulan
Juli 3, 1232 M dia memerintahkan pasukannya untuk meninggalkan posisi mereka
dan menuntut orang-orang Mongol. Orang-orang Mongol dengan cepat menghancurkan
unit Seljuk yang tidak signifikan. Beberapa komandan lainnya mengikuti
Muzafereddin oglu, di sekitar 20.000 tentara, namun segera menemui nasib yang
sama. Orang Mongol juga dengan cepat menghancurkan pasukan mereka. Dengan ini
"pertempuran" di Kösedag sudah berakhir. Dan dengan panik, sultan
melarikan diri ke Konya dan pasukannya, ditinggalkan dan tanpa pengawasan yang
tepat yang berserakan di medan perang.
Noyon Bayju melanjutkan
perjalanan ke Sivas tanpa perlawanan dari Seljuk. Pada saat pendudukan Mongol
di Asia Tengah, Kadii dari Sivas Nedjmeddin Kyrshehirli menghabiskan waktu di
Khorezm dan entah bagaimana berhasil mendapatkan jarliq dari bangsa Mongol. Kyrshehirli
memimpin delegasi pejabat tinggi kota tersebut untuk menyambut Bayju ke Sivas
dengan hadiah yang kaya. Setelah melihat jarliq Kyrshehirli dan yakin bahwa
kota tersebut tidak akan melawan orang-orang Mongol, Bayju setuju untuk
menyisihkan nyawa dan harta warganya. Pada saat yang sama ia mengeluarkan
perintah untuk menghancurkan semua gudang amunisi dan sebagian struktur
pertahanan.
Kayseri menjadi tempat
persinggahan jalan Bayju menuju Konya, namun berbeda dengan kota Sivas , kota
ini memang bermaksud untuk mempertahankan diri. Orang-orang Mongol mengepung
kota itu dan memasang sejumlah ketapel di sekeliling temboknya. Selama lima
belas hari, tembok-tembok itu terus melakukan pemboman terus-menerus, yang
mengakibatkan retakan dan lubang-lubang kecil.
Penduduk kota bekerja tanpa
lelah untuk memperbaiki Lubang-lubang yang dibuat dan kota terus mempertahankan
diri. Dari waktu ke waktu, garnisun kota tersebut melakukan penggerebekan di
luar tembok kota yang menyebabkan kerusakan besar pada pasukan musuh. İbn Bibi
menulis bahwa menghadapi pertahanan yang begitu hebat, Bayju mempertimbangkan
untuk mengangkat pengepungan tersebut dan kembali ke Kayseri pada tahun
berikutnya.
Namun, pada titik ini, Salah satu komandan Kayseri Hadjouq oglu
Hüsam menegosiasikan kekebalan untuk dirinya sendiri, keluarga dan harta
miliknya dan diam-diam melarikan diri. dari kota. Dia juga menginformasikan
kepada Bayju bahwa kota ini hampir tidak bisa
bertahan - rakyatnya mengandalkan cadangan mereka untuk bertahan hidup.
Komandan garnisun hari berikutnya, subashi Kayseri Fahreddin Ayaz dan Emir
Samsamuddin Kaymaz menerima ultimatum dari Bayju yang menawarkan kekebalan
kepada para komandan dengan imbalan penyerahan kota yang damai. Subashi Ayaz
meninggalkan kota dan bergabung dengan tentara Bayju namun Emir Kaymaz tetap
berada di benteng tersebut dan mengambil alih pertahanannya.
Bayju menolak
untuk mengangkat pengepungan tersebut, sebaliknya dia menggunakan informasi
yang diberikan oleh subashi dan memusatkan ketapelnya di daerah yang paling
rentan terhadap kerusakan dan segera dindingnya memberi jalan. Orang-orang
Mongol masuk ke kota yang mengeksekusi semua pembela nya. Kota itu dijarah,
hancur dan kemudian dibakar sampai mati. Akibatnya, sebagian besar warganya
tewas.
Peristiwa yang segera
menyusul penghancuran Kayseri merupakan ilustrasi yang sangat baik mengenai
kondisi di dalam aparat eksekutif pemerintah Seljuk, dan lebih khusus lagi
sikap pejabat pemerintah Seljuk atas Sultan mereka. Setelah kekalahan di
Kösedag wazir Muhezeddin melarikan diri ke Amasya. Wazir dan kadii Amasya
Fahreddin untuk pergi ke kamp Bayju dan menegosiasikan perdamaian dengan
orang-orang Mongol.
İbn Bibi menulis bahwa sebagian besar pejabat mengambil
tindakan ini karena mereka mengerti bahwa "dengan sultan yang bodoh dan
tidak berpengalaman" keberadaan negara itu dalam bahaya besar. Komandan
Mongol Noyon Bayju menyambut para duta besar yang meyakinkannya bahwa sultan
Seljuk mengakui otoritas Mongol Khan dan setuju untuk membayar khan penghormatan
tahunan sebesar 360.000 dirham perak, 10.000 domba, seribu ekor ternak dan
seribu unta. Sumber lain mengatakan bahwa upeti yang ditetapkan sebesar 400.000
dinar emas.
Wazir kembali ke Konya
dan memberitahu sultan tentang pertemuan tersebut dan tentang persyaratan yang
diajukan Mongol pada kesepakatan tersebut. Dengan senang hati, sultan memberi
penghargaan kepada wazir dengan hadiah
yang banyak dan tanah yang luas.
Pejabat Senior Seljuk
sampai pada keputusan yang canggung dan belum pernah terjadi sebelumnya untuk
mengangkat ketiga bersaudara tersebut di atas takhta. Namun mereka berhasil
meyakinkan ketiga bersaudara itu untuk menerima kebijakan tersebut dan dari
tahun 1249 - 1254 CE ketiga sultan tersebut memerintah negara tersebut:
İzzeddin Keykavus II, Rukneddin Kılıç Arslan IV, dan Alâeddin Keykûbad II.
Pada 1249 M, Rukneddin
Kılıç Arslan dan pengikutnya dari 2.000 tentara Mongol tiba di Sivas dimana dia
mengumumkan dirinya sebagai penguasa baru dan menunjuk pembimbingnya Bahaeddin
Terdjuman wazir baru tersebut. Pada tanggal 25 Maret 1249 sultan memerintahkan
Shemseddin İsfahani ditangkap dan dieksekusi. Perintahnya dilakukan pada hari
yang sama. Akibatnya Erzindjan, Sivas, Kayseri, Kharput dan Diyarbakır mengakui
otoritas sultan baru sementara negara lain masih menganggap İzzeddin Keykavus
berdaulat. Untuk membuat masalah lebih rumit İzzeddin Keykavus tidak memiliki
niat untuk melepaskan tahtanya demi adik laki-lakinya. Dalam pertempuran 14
Juni 1249 pasukan Rukneddin Kılıç Arslan dikalahkan.
Pada 1253 khan Mongol
mengirim utusan ke Konya yang menuntut agar İzzeddin Keykavus II segera
menyerahkan diri pada Khan Agung. Namun, Sultan mengerti bahwa dia bisa
menghadapi hukuman berat karena tidak menaati perintah khan dan bahkan jika dia
berhasil kembali dari Mongolia, Rukneddin Kılıç Arslan akan menjadi penguasa
tunggal negara tersebut.
Karena tidak mau menghadapi salah satu dari
kemungkinan ini, İzzeddin Keykavus II menolak tuntutan utusan tersebut dengan
mengatakan bahwa kebutuhan mendesak untuk menekan pemberontakan Türkmen di
wilayah barat negara itu. Akhirnya Saudara termuda sultan Sultan Alâeddin
Keykûbad II dikirim ke Mongolia untuk tampil di hadapan Khan Agung, namun
sultan muda tersebut tidak pernah tiba di Karakorum. Pernyataan resmi tersebut
mengatakan bahwa Alâeddin Keykûbad meninggal akibat penyakit, namun penjelasan
yang lebih masuk akal adalah bahwa sultan muda tersebut meninggal sebagai
konsekuensi persekongkolan antara kedua kakak laki-laki tersebut.
Ada
kemungkinan pasti bahwa Alâeddin Keykûbad II dapat kembali dari Mongolia dengan
otoritas sebagai satu-satunya penguasa Seljuk, jadi İzzeddin Keykavus II
menyuap mentor Alâeddin, dan sultan muda itu terbunuh pada tahun 1254 M.
Sementara hubungan antara dua saudara yang tersisa semakin memburuk dan mereka
tidak lagi mampu mempertahankan otoritas
yang berkuasa. Pada tahun 1254 Rukneddin Kılıç Arslan meninggalkan Konya dan
mengambil tahta di Kayseri. Usahanya untuk membagi negara gagal dan kedua bersaudara
tersebut mulai mengumpulkan pasukan mereka.
Dalam pertempuran yang terjadi
Rukneddin Kılıç Arslan dikalahkan dan kemudian berusaha melarikan diri ke Sis,
namun ditangkap oleh orang-orang lokal di Türkmen dan dikirim ke Kayseri dimana
İzzeddin Keykavus II memerintahkan Rukneddin Kılıç Arslan dipenjara di benteng
Borgulu. Pada bulan Agustus 1256 CE Ilkhan Hulagu mengirim Noyon Bayju ke
Anatolia. Segera berita tentang pendekatan Mongol mencapai sultan Seljuk - unit
Bayju berbaris menuju Konya, menghancurkan semua permukiman dari Erzurum ke Aksaray.
İzzeddin Keykavus mulai mengumpulkan tentaranya untuk mengantisipasi
konfrontasi dengan tentara Bayju. İbn Bibi menulis bahwa sultan bertindak dalam
tekanan yang meningkat dari gubal istana senior.2 Pertarungan berdarah dan
sengit pada tanggal 14 Oktober 1256 M mengakibatkan kekalahan İzzeddin Keykavus
dan sultan dengan rombongan langsungnya melarikan diri ke Antalya dan dari sana
ke Denizli.
Noyon Bayju memerintahkan İzzeddin Keykavus ditangkap, namun sultan
berhasil melarikan diri dari Denizli dan menemukan keamanan di negara Yunani.
Setelah pelarian İzzeddin Keykavus, Bayju me merintahkan Rukneddin Kılıç Arslan
dibebaskan dari penjara. Pada bulan November tahun 1256, dia kembali ke Konya
dan struktur administrasi baru dilaksanakan pada bulan Maret 1257 M.
Segera
setelah itu Rukneddin Kılıç Arslan melakukan perjalanan dari Konya ke Hamadan
untuk bertemu dengan Ilkhan Hulagu di mana dia dianugerahi jarliq sebagai
penguasa tunggal negara Seljuk. İzzeddin Keykavus mengambil keuntungan dari
absennya Rukneddin Kılıç Arslan dan pelindung Mongolnya dari ibu kota,
meninggalkan Nicaea dan kembali ke Konya untuk merebut kembali takhta Seljuk.
Klaim itu dibuat resmi pada tanggal 3 Mei 1257 M. Sultan menemani pendakiannya
dengan menangkap semua pejabat, di ibukota maupun di provinsi-provinsi, yang
ditunjuk oleh Rukneddin Kılıç Arslan. Saat Rukneddin mengetahui tindakan
saudaranya, dia memutuskan untuk kembali ke Konya. Disertai dengan detasemen
Mongol di bawah komando Bayan, Rukneddin tetap menunda kampanye untuk
mengumpulkan lebih banyak tentara di Erzindjan.
Pasukan gabungan Mongol -
Seljuk meninggalkan Erzindjan pada musim semi tahun 1258 M dan mengambil kursus
untuk Tokat. Kedua pasukan dua bersaudara itu bertemu antara Sivas dan Tokat.
Dalam pertempuran tersebut İzzeddin mengalahkan Rukneddin dan pelindung
Mongolnya. Seiring sisa-sisa divisi Mongol mundur ke arah Erzindjan Rukneddin
mengirim sepucuk surat ke ilkhan yang meminta bantuan militer tambahan. Dengan
bantuan detasemen Mongol baru yang dipimpin oleh noyon Alynjan Rukneddin
mengambil alih Niksar, namun upayanya untuk menangkap Tokat tetap tidak
berhasil.
Sultan İzzeddin merekrut pengembara Türks dan Kurdi dan melakukan
ofensif, kali ini datang sangat dekat untuk menaklukan Erzindjan. Rukneddin
sekarang mendapat bantuan Bayju sendiri. Noyon yang maju dari Irak ke Elbistan,
merebut kota tersebut dan mengeksekusi 7.000 penduduknya, membawa semua pemuda
dan pemudi tersebut ke dalam penangkaran. Dari sana dia melanjutkan perjalanan
ke Malatya, merebut kota tersebut dan memaksa penduduknya untuk bersumpah setia
kepada Sultan Rukneddin. Bayju kemudian kembali melanjutkan pengepungan
Baghdad. Permusuhan antara kedua bersaudara tersebut dilanjutkan setelah
kepergian Bayju pada tahun 1259.
Hulagu
akhirnya memerintahkan kedua saudara kandung itu untuk tampil di hadapannya di
Tebriz. Ilkhan menyatakan bahwa dia memutuskan untuk membagi negara menjadi dua
negara bagian yang terpisah. Wilayah barat Sungai Kızıl Irmak sampai ke
perbatasan Byzantine akan diberikan kepada İzzeddin Keykavus, dan segala
sesuatu di timur sungai, sampai dan termasuk Erzindjan akan menuju Rukneddin
Kılıç Arslan. Ilkhan juga menginformasikan kepada saudara-saudara bahwa
penghormatan Seljuk akan meningkat dan sekarang mereka bertanggung jawab untuk
mempertahankan semua pasukan Mongol yang ditempatkan di wilayah mereka. Great
Khan Mengu mengkonfirmasi keputusannya dan perang antara kedua bersaudara
tersebut akhirnya berhenti.
Pada musim panas tahun
1261, Seorang informan melaporkan kepada orang-orang Mongol bahwa
İzzeddin Keykavus sedang berkomunikasi dengan Sultan Baybars Mesir, yang
berencana untuk bergabung melawan bangsa Mongol di Anatolia (bukti sejarah
memastikan keabsahan laporan ini - catatan penulis). Ilkhan Hulagu menanggapi
dengan mengirim pasukan ke Konya untuk menangkap sultan. Sadar akan bahaya yang
akan terjadi, İzzeddin, harem dan pejabat dekatnya melarikan diri ke
Konstantinopel yang mencari perlindungan di istana Kaisar Byzantium Michael VIII Palaiologos, tapi kaisar, yang
tidak dapat menahan tekanan dari khan Mongol, dipaksa untuk memenjarakan
İzzeddin dan kedua putranya dan mengeksekusi
para pejabat.
Pada tahun 1264, Khan Agung dari Horde Emas Berke
membebaskan İzzeddin dan kedua putranya. İbn Bibi menulis bahwa Khan Agung berbelas
kasihan kepada sultan dan memberkahi dia dengan wilayah di Krimea, termasuk
kota Sudak. İzzeddin Keykavus menghabiskan 17 tahun di pengasingan, dengan 15
tahun terakhir di Krimea, di mana dia meninggal pada usia 44. Setelah
perjalanan İzzeddin ke Konstantinopel Rukneddin Kılıç Arslan tetap menjadi
penguasa tunggal Kekaisaran Seljuk. Namun empat tahun setelah penobatannya,
pada tahun 1266, Seorang informan
mengirim surat lain kepada penguasa Mongol, kali ini menuduh Rukneddin
berkomplot dengan orang-orang Arab melawan penguasa Mongol.
Pada tahun itu
Rukneddin terbunuh, dicekik dengan tali busur, namun penyebab kematian resmi
diumumkan sebagai penyakit. Takhta itu kemudian diserahkan kepada putra
Rukneddin, Giyaseddin Keyhüsrev III berusia dua setengah tahun (1266 - 1284 M).
Müeneddin Suleiman mengambil alih jabatan sebagai wali sultan dan dengan
demikian memperoleh kekuasaan dan
pengaruh yang tak terbatas di negara bagian. Kebijakannya dirancang untuk
menguntungkan kepentingan atasannya di Mongol. Segera para prajurit Mongol
mulai mengganti prajurit Seljuk dan orang-orang Mongol datang untuk
mengendalikan wilayah Seljuk .
Berbeda sekali dengan pemegang jabatan sebelumnya, orang Mongol membatasi diri untuk
mengumpulkan pajak dari wilayah mereka tanpa memenuhi kewajiban militer apapun.
Tentara Mongol ditempatkan di seluruh wilayah. Konsekuensi dari perubahan ini
adalah berkurangnya jumlah kavaleri Seljuk, dan oleh karena itu
ketidakseimbangan di dalam fondasi struktur organisasi militer Seljuk. Untuk menebus
defisit anggaran, pemerintah Seljuk terus menaikkan pajak yang dikenakannya
kepada warganya dan pejabat divan, karena takut akan keselamatan dan hidup
mereka, mengurangi biaya pribadi mereka.
Akhirnya bangsa Mongol memutuskan
untuk memiliki pengawasan penuh atas keuangan Seljuk dan memperkenalkan
perwakilan mereka sendiri ke Seljuk divan. Pejabat baru tersebut mengasumsikan
gelar penasehat negara. Mencari untuk memaksimalkan penghormatan tahunan
mereka, orang-orang Mongol menghilangkan hak sultan untuk mengumpulkan pajak,
yang secara tradisional dihitung sebagai pendapatan pribadi sultan. Langkah ini
pada dasarnya mengabaikan otoritas sultan dan menyamakannya dengan seluruh
bangsawan Seljuk yang menerima pendapatan dari jabatan mereka. Penghasilan sultan
sekarang akan datang dari pendapatan yang dia terima dari bangsa Mongol. Sejak
saat itu, otoritas Seljuk sepenuhnya tidak memiliki wibawa di mata penduduk.
Pemberontakan dan ketidakpatuhan muncul di seluruh kekaisaran dan menyebar ke
seluruh negara bagian. Ada juga peningkatan jumlah serangan Türkmen nomaden di
garnisun Mongol. Segera populasi Seljuk mulai menghubungkan harapan mereka
untuk kebebasan tanpa sultan mereka sendiri. Sehingga muncul beberapa dinasti
yang memerintah aras nama mereka sendiri.
Sumber referensi :
VM.Zaporozhets. 2012. The Seljuks. Printed by the decision of the European Academy of Natural Sciences.
http://www.newworldencyclopedia.org/entry/Seljuk_Turks
http://ski2010mkspi.blogspot.co.id/2014/05/perdaban-islam-pada-masa-dinasti-saljuk.html
0 Response to "Sejarah Kesultanan Seljuk "
Post a Comment