-->

Peran Ekonomi Islam Dalam Mensejahterakan Masyarakat

Peran Ekonomi Islam Dalam Mensejahterakan Masyarakat



Ekonomi Islam telah lahir sejak Rasulullah Saw menyebarkan ajaran Agama Islam kemudian dilanjutkan oleh para sahabat hingga memiliki kemajuan yang begitu pesat pada masa Dinasti Abbasyah dan pada akhirnya masih juga dilakukan sampai zaman sekarang. saat ini, sebagian besar negara dunia menganut sistem kapitalis, setelah sebelumnya sistem sosialis dan komunis mengalami kegagalan. Namun sayangnya sistem kapitalis-pun telah terbukti gagal mensejahterakan rakyat dan malah melebarkan jurang pemisah antara si kaya dan si miskin.

orang kaya dan oraang miskin
orang kaya dan oraang miskin


Ekonomi Islam memiliki tujuan yang sangat penting yaitu menciptakan kesejahteraan umat manusia khususnya terpenuhinya kebutuhan setiap individu dengan cara yang disahkan oleh Undang-Undang Pemerintah maupun hukum syariat (Agama).  Sebelumnya kehadirannya ekonomi Islam termasuk lembaga-lembaga yang dilahirkannya oleh sebagian masyarakat dunia disambut dengan sikap pesimis, bahkan dalam beberapa hal ditanggapi dengan sinis. Sebenarnya, sikap-sikap tersebut lahir karena mereka belum memahami  dan kurang pengetahuan serta sikap kaku berfikir yang dipergunakan dalam memahami ekonomi syariah. 

Oleh karena ekonomi Islam mengalami perkembangan yang sangat signifikan dan bersifat unik, lembaganya juga kompetitif dengan lembaga ekonomi konvensional yang sejenis, maka para ilmuwan dan para pemerhati masalah kemanusiaan, baik muslim maupun non muslim tertarik untuk melakukan kajian-kajian serius. Perkembangan ini tidak hanya terjadi di Negara-negara Islam saja, tetapi juga dinegara-negara Eropa dan Amerika Serikat. Hal ini ditunjukan dengan banyaknya pusat-pusat pendidikan bergengsi di negara-negara tersebut mengajarkan materi ekonomi Islam mulai dari srata 1 sampai dengan strata 3. 

Sebelum berlanjut ke topik pembahasan, kita akan melihat apa yang menjadi penyebab orang-orang beralih dari sebelumnya penganut ekonomi kapitalis ke ekonomi islam.  Dalam sistem kapitalis, Tuhan di pensiun kan (retired God). Hal ini direfleksikan dalam konsep “laissez faire” dan “invisible hand”. Dari falsafah ini kita bisa melihat tujuan ekonomi kapitalis hanya sekadar pertumbuhan ekonomi. Asumsinya dengan pertumbuhan ekonomi setiap individu dapat melakukan kegiatan ekonomi demi tercapainya kepuasan individu.

Karena peran Tuhan sudah ditiadakan, semua hal diserahkan kepada individu. Akibatnya dalam sistem kapitalis kepemilikian individu menjadi absolut. Norma-norma yang dibangun berdasarkan pada individualisme dan utilitarianisme. Setiap barang dianggap baik selama bernilai jual. Tidak ada batasan atau pun norma yang jelas, baik dan buruk diserahkan kepada individu masing-masing. Dari sinilah kerusakan berawal. Terjadi kedzaliman terhadap sesama manusia, ketimpangan ekonomi dan sosial, perusakan alam, dan sebagainya. Semuanya terjadi demi meraih kepuasan individu tanpa dibatasi oleh norma-norma agama. Sehingga menimbulkan kesenjangan yang begitu lebar di tengah masyarakat yang mana pemilik modal terbesar lah yang pada akhirnya menguasai pasar, sedangkan pemilik modal kecil secara perlahan akan menghilang.

Karena ketimpangan tersebut menyebabkan orang-orang beralih ke sistem Ekonomi Islam. Adapun dalam Ekonomi Islam menurut Said Sa’ad Marthon, mengemukakan bahwa ekonomi syariah dibangun atas empat karakteristik, yaitu 

pertama dialektika nilai-nilai spiritualisme dan materialisme
Dalam ekonomi Islam, terdapat dialektika antara nilai-nilai spiritualisme dan materialisme. Berbagai kegiatan ekonomi, khususnya transaksi harus berdasarkan keseimbangan (adil) dari kedua nilai tersebut selain itu ekonomi Islam menekankan kepada nilai-nilai kebersamaan dan kasih sayang. sehingga dalam islam sendiri lahirlah sebuah sistem yang bernama sedekah dan zakat. Dimana fungsi sedekah dan zakat adalah untuk mendistribusikan antara pihak yang mmepunyai kelebihan kekayaan dan pihak yang kekurangan.
kedua  kebebasan berekonomi dalam Islam dibatasi dengan nilai-nilai Ilahiyyah.
yaitu Harta yang ada pada kita, sesungguhnya bukan milik manusia, melainkan hanya titipan dari Allah swt agar dimanfaatkan sebaik-baiknya demi kepentingan umat manusia. 
pada akhirnya semua akan kembali kepada Allah swt untuk dipertanggungjawabkan. 
Sedangkan dalam rangka merealisasikan konsep kebebasan individu pada kegiatan ekonomi, kapitalisme menekankan prinsip persamaan bagi setiap individu masyarakat dalam kegiatan ekonomi secara bebas untuk meraih kekayaan. Lalu dalam konsep sosialisme masyarakat tidak mempunyai kebebasan sedikitpun dalam melakukan kegiatan ekonomi. Kepemilikan individu dihilangkan dan tidak ada kebebasan untuk melakukan kegiatan transaksi dalam kesepakatan perdagangan
Ketiga dualisme kepemilikan, pada hakikatnya pemilik alam semesta beserta isinya hanyalah Allah semata, manusia hanya wakil Allah dalam rangka memakmurkan dan mensejahterakan bumi. Kepemilikan manusia merupakan derivasi dari kepemilikan Allah yang hakiki. Untuk itu setiap langkah dan kebijakan ekonomi yang diambil oleh manusia untuk memakmurkan alam semesta tidak diperkenankan bertentangan dengan ketentuan-ketentuan yang digariskan Allah yang Maha Memiliki dan ini telah dicontohkan oleh Nabi Muhammmad. Konsep keseimbangan merupakan karakteristik dasar ekonomi Islam, karena Allah telah menciptakan segala sesuatu dengan seimbang. Salah satu wujud keseimbangan kepemilikan manusia adalah adanya kepemilikan publik sebagai penyeimbang kepemilikan individu. Kepemilikan publik merupakan kepemilikan yang dasarnya ditentukan oleh Syariah. Asas dan pijakan kepemilikan publik adalah kemashlahatanbersama. Segala komoditas dan jasa yang dapat menciptakan ataupun menjaga keseimbangan dan kemaslahatan bersama merupakan barang publik yang tidak boleh dimiliki secara individu (public goods). Kepemilikan barang public dapat didelegasikan ke pemerintah ataupun intansi lain yang memiliki nilai-nilai amanah dan tanggungjawab dan dapat dipertanggungjawabkan serta dibenarkan oleh syari’ah.  
Keempat menjaga kemaslahatan individu dan masyarakat, kemaslahatan individu tidak boleh dikorbankan demi kemaslahatan bersama atau sebaliknya. Untuk mengatur dan menjaga kemaslahatan masyarakat diperlukan sebuah instansi yang mendukung. Al-hisbah merupakan instansi keuangan dalam pemerintahan Islam yang berfungsi sebagai pengawas atas segala kegiatan  ekonomi. Lembaga tersebut bertugas untuk mengawasi semua infrastruktur yang terlibat dalam mekanisme pasar. Selain al-Hisbah mempunyai wewenang untuk mengatur tata letak kegiatan ekonomi, juga diwajibkan untuk menyediakan semua fasilitas kegiatan ekonomi demi terciptanya kemaslahatan bersama.

Sehingga dapat mewujudkan kemaslahahan umat manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Ini sesuai dengan misi Islam secara keseluruhan yang rahmatan lil‘alamin. Al-Syatibi dalam al-Muwafaqat  menegaskan yang artinya: Telah diketahui bahwa syariat Islam itu di syariatkan atau diundangkan untuk mewujudkan kemaslahahan makhluk secara mutlak dunia dan akhirat. Dalam ungkapan yang lain Yusuf al-Qaradawi menyatakan yang artinya: “Di mana ada maslahah, di sanalah hukum Allah.” Dua ungkapan tersebut menggambarkan secara jelas bagaimana eratnya hubungan antara Syariat Islam dengan kemaslahatan, dimana tercukupinya kebutuhan ekonomi secara merata. Ekonomi Islam yang merupakan salah satu bagian dari Syariat Islam, tujuannya tentu tidak lepas dari tujuan utama Syariat Islam. Tujuan utama ekonomi Islam adalah merealisasikan tujuan manusia untuk mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat (falah), serta kehidupan yang baik dan terhormat (al-hayah al-tayyibah). Ini merupakan definisi kesejahteraan dalam pandangan Islam.



4 Responses to "Peran Ekonomi Islam Dalam Mensejahterakan Masyarakat"

  1. Wah parah nih sistem kapitalis mau bedain kaya dan miskin, Islam 👍👍

    ReplyDelete
  2. sebenarnya manusia dicipkatan dan ditakdirkan kaya dan miskin supaya saling tolong menolong, sedangkan ekonomi islam sangat berperan penting dalam hal ini

    ReplyDelete
  3. tp sayang jaman skrg peran ekonomi islam kalah dgn sistem new world order

    ReplyDelete

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel