-->

POSISI IRAN PADA PERANG DUNIA I



Naser-Aldin Syah Qajar IRan
Perang dunia pertama memiliki efek mendalam pada sejarah banyak negara non-Eropa. Memang, pendekatan Eurocentric yang dominan terhadap periode ini, berfokus pada perang parit di Eropa Barat, namun kita tak dapat mengabaikan bagaimana Perang Besar tersebut mempengaruhi terbentuknya negara republik di Turki dan Iran setelah jatuhnya Kerajaan Ottoman dan Qajar Persia.

Perang Dunia Pertama menyebabkan penggulingan rezim Dinasti Qajar dan diganti oleh rezim Shah Reza, yang merupakan pusat perkembangan Iran modern. Pada saat itu Iran menjadi front bagi banyak kekuatan dan menjadi sasaran pertempuran Inggris, Rusia, Ottoman dan Jerman. Memang benar bahwa situasi kacau ini akhirnya memungkinkan Shah Reza, untuk memusatkan kekuatannya dalam masyarakat yang menurut Marxis Antonio Gramsci dari Italia dalam keadaan revolusi pasif.

Pecahnya Perang Dunia Pertama dan dampak yang ditimbulkannya mungkin merupakan episode politik terpenting dalam sejarah dunia abad ke-20. Jatuhnya monarki ganda Austro-Hungaria, kerajaan Ottoman dan Rusia, yang diikuti oleh kemunculan Uni Soviet dan republik Kemalis di Turki merupakan salah satu hasil konflik yang paling signifikan. 

Di Iran sendiri , letusan perang tersebut meningkatkan tekanan dari pihak asing, menyebabkan keretakan politik di Iran yang telah berlangsung lama. Pemerintah pusat pun terbagi dan dibedakan oleh faksi-faksi kabinet berbeda yang pemerintahannya tidak pernah berlangsung lebih dari beberapa bulan. Namun pemerintah pusat sendiri bukanlah satu-satunya sumber kekuasaan di negara itu masih ada campur tangan dari inggris dan rusia. Setelah mendapat persetujuan dari Konstitusi Iran oleh raja Qajar pada tahun 1906, persaingan Anglo-Rusia di Iran memudar, walaupun hanya sementara, menyebabkan sebuah kesepakatan ditanda tangani di antara dua kekuatan besar tersebut. 

Menurut kesepakatan Anglo-Rusia tahun 1907, Iran dibagi menjadi tiga zona - Rusia, Inggris dan Pemerinthana Iran netral. Sesuai dengan kesepakatan ini, pada bulan Oktober 1910, Inggris menyampaikan sebuah ultimatum ke Iran mengenai keamanan Iran selatan. Dengan melakukan hal itu, Inggris memberi contoh bagi orang Rusia untuk mengikuti kebijakan tersebut. Pasukan Rusia sudah sibuk di Provinsi utara Iran yang mana pada bulan November 1911, pemerintah Tsar mempresentasikan ultimatumnya sendiri ke Iran, yang tidak lain adalah upaya untuk mengurangi wilayah utara negara tersebut dengan status koloni semi-dependent.
Pembagian Iran Berdarkan pengaruh Rusia-Inggris
Pembagian Iran Berdarkan pengaruh Rusia-Inggris 

Adapun Reaksi awal oleh pemerintah pusat Iran sehubungan dengan dimulainya Perang Dunia pertama adalah deklarasi netralitas Iran. Ketika sebagian besar tanah Iran ditempati oleh pasukan Antant (sekutu). 

Ketika agen Jerman mencoba membangkitkan suku-suku selatan Iran untuk melawan Inggris, Inggris menciptakan sebuah angkatan bersenjata yang terdiri dari orang Cossac Iran, untuk melindungi kepentingannya.

Beberapa kelompok terkemuka Iran yang dipimpin oleh Nezam os Saltaneh Mafi, dengan harapan dapat melepaskan diri dari dominasi Anglo-Rusia dan bersimpati pada usaha perang Jerman, meninggalkan Teheran, menuju Qom dan kemudian ke Kermanshah (dinamai Bakhtaran setelah jatuhnya Mohammad Reza Shah pada tahun 1979 ), di mana mereka membentuk pemerintahan sementara. 
Pemerintahan sementara yang berlangsung selama perang gagal memperoleh banyak dukungan. Meskipun Iran memproklamirkan netralitas dalam perang tersebut, beberapa pertempuran dilakukan di Iran barat antara pasukan Rusia dan Ottoman. Pertempuran ini menghancurkan banyak desa, membunuh beberapa ratus warga sipil Iran, dan menyebabkan kondisi kelaparan yang mungkin menyebabkan kematian beberapa ribu orang lagi. Ketidakmampuan pemerintah Iran untuk melindungi negara tersebut memprovokasi gerakan pemberontakan dan otonomi di Iran utara antara tahun 1915 dan 1921. Di akhir perang, karena kesibukan Rusia dengan revolusi sendiri, Inggris memiliki pengaruh dominan di Teheran. 

Sekretaris asing, Lord Curzon, mengusulkan sebuah kesepakatan dimana Inggris akan menyediakan Iran dengan sebuah Pinjaman dan dengan penasihat tentara dan juga di hampir setiap departemen pemerintah. Perdana menteri Iran, Vosuq od-Dowleh, dan dua anggota kabinetnya yang mendapat dorongan keuangan besar dari Inggris, mendukung kesepakatan tersebut kesepatan itu disebut dengan Kesepakatan Anglo-Persia tahun 1919 secara luas dipandang sebagai pembentukan protektorat Inggris atas Iran.
Namun, hal itu menimbulkan banyak perlawanan, dan Majlis menolak untuk menyetujuinya. Kesepakatan tersebut berakhir pada bulan Februari 1921,dimana perwira Brigade Cossack Persia Reza Khan, bekerja sama dengan wartawan terkemuka Sayyid Zia ad Din Tabatabai, berbaris menuju Teheran dan merebut kekuasaan, meresmikan sebuah fase baru dalam sejarah modern Iran.




2 Responses to "POSISI IRAN PADA PERANG DUNIA I"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel